Tentang Bea Cukai

Saya pernah mengadakan ‘survei’ kecil-kecilan tentang apa sih yang masyarakat ketahui tentang <strong>bea dan cukai</strong>. Karena kecil-kecilan, jelas sampelnya sedikit, tapi lumayan merata.  Mereka ada yang karyawan swasta, pegawai negeri, mahasiswa, pelajar, pensiunan, pedagang asongan, juga yang gak jelas identitasnya. Domisilinya di Jadebotabek, Bandung, Cirebon, Tegal, Pemalang, Kudus, Semarang, Makassar, sampai Kendari. Jawabannya saya kelompokkan jadi 3: tahu, pernah denger, dan gak tahu. Mereka yang tahu, ternyata <!–more–>paling sedikit dari keseluruhan sampel. Umumnya mereka pernah bertemu langsung dengan petugas bea cukai, bisa karena kerjaannya, atau punya saudara yang kerja jadi bea cukai. Sedang mereka yang pernah denger, paling banyak di keseluruhan sampel. Nggak ekstrim sekedar pernah denger sih, tahu tapi sekedar tahu saja, gak sampai ngerti. 

 Pernah denger-nya beragam. Ada yang tahunya bea cukai itu pegawai pajak (dikira pegawai ditjen pajak), yang kerja di pelabuhan itu ya? (ngapain, markirin kapal?), yang jual tiket kapal itu kan? (waduh), setahu saya orangnya kaya-kaya (amiin), sampai yang suka korupsi, suap!! (nah lho). Kalau mereka yang gak tahu memang ekstrim, bener-bener gak tahu. Reaksinya paling geleng-geleng kepala atau cuma tersenyum. Tapi, lain lagi kalau saya melontarkan kata douane. Masyarakat ternyata masih lebih banyak yang tahu. Terutama mereka yang sudah dewasa di era maksimal 80-an. 

Douane itu bahasa Perancis dan Belandanya bea cukai. Dan istilah itu yang memang melekat sebagai panggilan bea cukai di Indonesia sejak zaman VOC dulu sampai tahun 1980-an. Dan yang mereka tahu tentang douane nggak jauh dari: orangnya sangar, ditakuti, dan tentu.. banyak duitnya (walah-walah).  Harus diakui, bea cukai memang belum dikenal baik di tengah masyarakat. Padahal jika Anda melihat BARANG, APAPUN itu, yang sebagian atau keseluruhannya (bahan bakunya, produksinya, pembeliannya, dll) dari atau bisa ke LUAR NEGERI, atau Anda melihat ROKOK, atau ALKOHOL, atau MINUMAN KERAS, semestinya Anda bisa melihat <strong>BEA CUKAI</strong>, karena di kesemua itulah campur tangan bea cukai bersemayam. Lho kok bisa?

No comments:

Post a Comment